Sunday, December 14, 2008

Kondisi Ekonomi Makro Indonesia dan Outlook 2009





Kondisi Ekonomi Makro Indonesia dan Outlook 2009

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2008 mulai melambat menjadi 6,1% seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan Indonesia hanya akan tumbuh 4,4% pada 2009 dan akan pulih pada 2010.



2. Cadangan Devisa Indonesia sempat mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah pada Februari 2008 yaitu 67,1 miliar US$. Cadangan devisa per 28 November 2008 sebesar 50,18 miliar US$, turun sebagai akibat intervensi Bank Indonesia terhadap rupiah di pasar.


3. Utang luar negeri Indonesia saat ini mencapai Rp 1.600 triliun. Sejak tahun 2000 rasio utang terhadap PDB kita terus menurun. Tahun ini Presiden SBY menargetkan rasio utang terhadap PDB sebesar 33%.



4. Defisit APBN 2009 sebesar 1% dari PDB nasional atau sekitar Rp 51,30 triliun menurun jika dibandingkan APBNP 2008 sebesar 2,1% (Rp 94,5 triliun).


5. Jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2008 mencapai 34,96 juta jiwa atau sekitar 15,42% dari total penduduk Indonesia. LIPI memprediksikan jumlah penduduk miskin tahun ini mencapai 41,7 juta jiwa sedangkan INDEF memperkirakan angka kemiskinan 2009 mencapai 40,4 juta jiwa.



6. Lonjakan harga komoditas pada pertengahan tahun 2008 menjadi salah satu pemicu naiknya inflasi. Harga minyak dunia yang sempat mencapai rekor tertinggi pada 147,27 US$ per barel, kini turun lebih dari 100 US$. Komoditi CPO juga tidak jauh berbeda, setelah sempat menyentuh rekor harga tertinggi 1.319,62 US$/ton kini tinggal 407,75 US$/ton. BPS terakhir merilis data inflasi bulanan sebesar 0,12% dan tahunan sebesar 11,68%. Pemerintah pada akhirnya merevisi target inflasi 2008 dan memperkirakan laju inflasi tahun 2008 sebesar 11,4% dan inflasi 2009 sebesar 7%.



7. Krisis Suprime Mortgage di Amerika berimbas pada kejatuhan bursa saham global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia juga ikut terkena dampaknya. Sejak akhir Desember 2007 hingga 12 Desember 2008 IHSG sudah anjlok hingga 54%, Kapitalisasi pasar modal turun Rp 980 triliun dan penurunan harga saham secara besar-besaran.


8. Krisis likuiditas dan keluarnya dana investor global dari emerging market membuat melemahnya mata uang negara-negara asia. Kurs rupiah terhadap Dollar AS sempat mengkhawatirkan setelah bercokol di kisaran Rp 12.000 an. Bank Indonesia gencar mengintervensi pasar dan memperketat peraturan pembelian valas diatas 100.000 US$ dengan melaporkan underlying asset dan NPWP.

9. Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga BI Rate sebesar 25 bps menjadi 9,5% pada 7 Oktober 2008 sempat menuai banyak kritik. Keputusan ini kontras dengan kebijakan Bank-Bank Sentral lainnya yang malah menurunkan suku bunga secara serentak. Dengan alasan tingkat inflasi yang masih tinggi, BI masih tetap mempertahankan BI Rate di 9,5% hingga awal Desember 2008. Keputusan ini berpotensi meningkatkan jumlah kredit bermasalah (NPL). BI akhirnya memangkas suku bunga acuannya 0.25 bps menjadi 9,25% pada 4 Desember 2008.



10. Krisis ekonomi global berdampak pada perlambatan ekonomi dunia. Perlambatan ekonomi dunia berpengaruh pada berkurangnya jumlah ekspor kita. Negara tujuan utama ekspor kita mulai mengurangi jumlah permintaan barang dan jasa, berhemat dan mengubah gaya hidup.Oktober 2008 tercatat pertumbuhan ekpor kita mengalami penurunan terbesar sejak krisis 1998.


11. Investasi sebagai salah satu pemacu pertumbuhan ekonomi masih didominasi investor-investor asing. Ini terlihat sangat bergantungnya kita pada aliran dana panas (hot money) dari investor asing, baik di pasar saham, SBI maupun SUN. Angka penanaman modal asing hingga November 2008 menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 40,38% bila dibandingkan tahun 2007, sedangkan penanaman modal dalam negeri merosot tajam (51%) bahkan diprediksi tidak akan melampaui target 2008 sebesar Rp 31,44 T.



12. Transaksi berjalan mulai defisit sejak kuartal II 2008, hal ini disebabkan kenaikan harga komoditas dunia, seperti minyak pada yang mencapai puncaknya pada Juli 2008.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes