Saturday, September 19, 2009

lonely...

Jakarta, 19 September 2009

Hmmmm,,setelah hampir lebih dari setengan tahun tidak mengupdate blog, akhirnya sore ini aku memutuskan untuk menulis lagi…keinginan ini datang begitu saja..dorongan yang begitu besar mengalahkan rasa malasku setiap kali ingin menulis.
Hari sabtu ini begitu menyiksa…walaupun hari –hari sebelumnya juga berat bagiku, tetapi sungguh hari ini sangat berat. aku hampir menyerah. Aku terserang sindrom kesepian lagi…lonely!
Aku bangun kira-kira jam 7 WIB, begitu bangun, aku langsung hanyut dalam perasaan itu, aku seperti tidur dan mimpi ditemani oleh sindrom bajingan itu. aku tampak seperti pria lemah gemulai yang terlalu hanyut terbawa perasaan. Kucoba mencari kesibukan walapun g penting hanya demi mengusir sindrom jahat ini. Mulai dari menonton acara di Trans 7 yang g jelas, merendam pakaian kotor yang sudah satu minggu mengendap dibalik pintu kamarku, mondar-mandir keluar masuk kamar sambil melihat-lihat aktivitas tetangga sebelah dan berpikir suatu saat aku akan seperti mereka, menelepon kakak tertuaku yang gila kerja dan memandang pria sebagai sosok yang g penting baginya. seperti biasa setiap kali aku meneleponya, dia sangat sibuk dengan pekerjaannya, pernah suatu saat kami bertengkar hebat, karna aku terlalu memaksanya untuk lebih fokus dengan masa depannya, maksudku adalah mencari belahan jiwanya, tapi yang ada malah pertengkaran. berakhir tanpa titik temu. Dia matikan telepon gengamnya dan mengirimiku SMS, kubaca dan kupahami, kalimatnya benar dan sejenak aku bisa memahami posisinya. Tapi hanya untuk saat ini saja. Intinya aku menyesal dengan caraku.
Minggu lalu, hampir setiap malam aku menyempatkan bertemu dengan orang yang aku sayangi, kebetulan dia punya agenda kerja di Jakarta. Sebelumnya karena sindrom sialan itu , aku sempat menyakiti hatinya, kira-kira 2 minggu sebelum dia datang ke Jakarta, aku terlalu menuntutnya. Karena sindrom jahat itu, aku membuat keputusan blunder yang didasari emosi sesaat yang pada akhirnya melukai hatiku dan pada akhirnya aku menelan ludahku sendiri, menyesali keputusan dan menarik kata-kataku. Aku tidak tahu apakah sindrom itu yang sudah memberiku sinyal kebenaran yang aku harus jalani atau aku salah mengambil keputusan itu…I don’t know, I can’t let her go…Saat-saat bertemu dengannya adalah saat-saat yang pantas aku syukuri, Jakarta-Pontianak masih dalam satu wilayah waktu, aku masih beruntung dia tidak terbang ke bumi cendrawasih, fiuhh…..itu hampir saja terjadi. Ada banyak moment yang mewarnai pertemuan kami, contohnya beberapa perubahan sikapnya. Aku belum siap dengan perubahan itu. Sikapku yang masih labil dan cenderung menekannya sepertinya ingin berontak dan menegaskan bahwa dia tidak menginginkan aku lagi.Intinya aku belum siap dengan perubahan ini aku belum , aku seperti ingin kembali melihatnya seperti masa-masa lalu, masa-masa yang sepertinya tidak akan pernah terulang lagi.. Selama dia berada di Jakarta aku memang lebih intens untuk bertemu, karena ini adalah kesempatan terbaik karena selama ini kami terpisah jauh.. Harapan untuk bertemu kadang tidak terwujud dan disaat2 seperti inilah sindrom bajingan itu merasukiku, huhhhh, please stay away from me….ketika dia kembali ke kotanya, untuk kesekiankalinya didalam kesepian ini aku menyesal, menyesal seperti telah menuntutnya banyak hal, aku tidak bisa mengontrol hal ini, penyesalan selalu datang terlambat. Memang ada banyak hal yang harus kami selaraskan, tapi entah mengapa, setiap kali kesempatan bertemu ada, aku seperti tidak pernah menemukan kesempatan itu, aku seperti hanyut dalam perasaan bahagai apalagi melihat wajahnya yang manis dan lalu melupakan barier-barier itu. aku tak ingat kapan sindrom itu mulai menyerangku, terakhir kuingat kira2 sebulan-dua bulan belakangan ini. Dua bulan yang menuntut semua orang yang kusayangi untuk lebih intens mendengar dan memahami aku…atau akan sepertinya harus lebih banyak menyadari apa yang telah aku lakukan untuk orang-orang yang aku sayangi. Aku menuntut terlalu banyak kah??atau mereka yang sedang sangat sibuk dan sejenak melupakanku…Aku harus lebih banyak bersabar dan berdoa untuk mereka. Karena hanya itulah yang bisa aku lakukan dari sini. Aku tidak bisa memaksa mereka untuk memahami lebih dalam. Aku yang harus bisa melindungi mereka, memberikan rasa aman dan berdamai dengan pikiran2ku, aku harus bisa mengendalikan sindrom itu, aku harus menang dan aku harus mengusirnya..aku ingin bertambah dewasa, seperti pesan seseorang yang begitu aku sayangi,,,,
Tuhan aku tahu, aku tidak bisa sendirian melakukannya..
Aku membutuhkan tanganMu dan tangan-tangan orang yang kusayangi…
Aku mencintai mereka…
Aku ingin mengakhiri masa-masa seperti ini…
Tunjukkan aku jalan Tuhan..

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes